Kemarin aku menghabiskan kurang lebih 10 jamku di bus malam yang membawaku pulang ke rumah tercinta. Itu bukan yang pertama kali. Sudah untuk kesekian kalinya aku naik bus malam tersebut, tapi dia selalu menyajikan cerita yang berbeda. Kali ini dia menawarkan dua buah cerita cinta, dan karena aku menyaksikannya sambil mendengarkan musik dari i-pod mungil yang sebagian besar isinya adalah lagu cinta, setiap gerakan dan kejadian yang berlangsung di dalam bus pun tak ubahnya sebuah film drama romantik.
Senang melihat bentuk nyata yang namanya cinta. Salah satu penumpang bus yang sama denganku adalah seorang perempuan, lebih lagi dia adalah seorang ibu. Dia tidak sendiri, dia bersama suami dan satu orang putra kecilnya. Sewaktu masih di ruang tunggu penumpang, sebelum bus siap untuk dinaiki, aku sudah memperhatikan ibu tersebut. Dia berjilbab, sedikit gemuk, dan pasti penuh cinta, seperti ibu-ibu lainnya di seantero jagad raya. Dia sibuk memakaikan sandang kepada putranya, tampak anak laki-laki tersebut habis dimandikan. Sang Ibu dengan sabar dan terlatih memasangkan mulai dari kaos, celana panjang, jaket, sampai dengan kaos kaki ke badan anak laki-lakinya. Setelah memastikan putranya terhindar dari dingin, ia menyisir rambut anaknya. Sekarang putranya sudah rapi dan ganteng.
Berlanjut ke bus. Tepat di dua kursi sebelah kursi aku, ada seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan keduanya saling mencinta. Kalian juga pasti bisa dengan mudah melihat dua orang yang saling jatuh cinta bukan? Kalau penumpang-penumpang yang lain memilih untuk tidur, atau BB-an, atau mendengarkan musik seperti aku, mereka berdua memilih untuk terus bergenggaman tangan. Untung aku pernah mengalaminya – bedanya lokasi kejadiannya bukan bus, melainkan kereta –, kalau tidak aku pasti sudah didera rasa iri berlebihan!
Cinta, dalam jenis apa pun, selalu penuh warna-warni ceria.