Atau mungkin memang cerita kita tak berakhir di sini. Akan tiba saatnya kau kembali lalu aku memaki tapi kau kan tetap kembali. Mungkin dari sekian banyak skenario yang bisa ku pikirkan, ini adalah skenario terbaik. Lalu kita kan bersama, beranak cucu berdua. Ku buatkan kau kopi pahitmu setiap pagi dan kau dengarkan celotehku saat kembali dari pengejaran hari.
Namun yang paling
mungkin sedang terjadi adalah sebenarnya aku mencintai dan kau tidak.
Sesederhana itu. Aku mencintai dan kau tidak. Dan sulit sekali hati mengerti.
Sulit ku memahami. Karna lalu buat apa cintaku? Buat apa pedihku? Kenapa harus
ada pihak-pihak seperti aku? Lalu ada pihak-pihak seperti kamu. Dan nanti akan ada
pihak-pihak seperti dia, yang memenangkan hatimu? Kesedihan ini nyata, senyata
rasa cinta yang tak kunjung henti. Senyata harap yang tak segera habis.
-Aku.
No comments:
Post a Comment